Kamis, 29 November 2012

Kebahagiaan Aneh yang Sulit Dijelaskan


“Cinta yang sepihak memang sulit untuk ditebak”

     Rintik hujan tetap jatuh satu persatu membasahi dedaunan kering yang berserakan di pinggir jalan. Tak peduli sedingin apa pagi itu, gerimis tetap turun tanpa merasa kasihan pada orang-orang yang notabene harus bekerja, sekolah, atau ke kampus seperti aku.
     Di sinilah tempatku bertemu dengan seseorang yang special. Seseorang yang mampu menyihirku dengan segala kekurangan serta kelebihannya. Membuatku menjadi seseorang yang paling bahagia ketika aku sedang bersamanya. Kampus.
     Aku mengenalnya memang secara kebetulan. Atau mungkin semua sudah direncanakan oleh Tuhan? Entahlah. Yang jelas, aku bahagia bisa mengenalnya.
Dia sama-sama berkuliah di Universitas yang sama denganku. Di jurusan yang sama. Bahkan terkadang, dia sekelas denganku. Mungkin itulah alasan yang perlahan namun pasti mengapa bayang-bayangnya menyusup ke dalam hatiku. Tanpa ada rasa ragu. Tanpa ada rasa bersalah, pada awalnya.
      Dia tak beda jauh dari teman-temannya. Belum pasti sejak kapan aku merasakan sesuatu yang dinamakan cinta, mungkin. Atau entah apalah namanya. Aku sendiri juga kurang paham. Sudah terlalu lama aku tak merasakan apa yang disebut cinta.
     Awalnya aku menganggapnya teman. Sering sekali dia menemaniku. Entah itu sekedar mencari makan malam, atau hanya sekedar ngobrol di depan kos. Semua berjalan biasa saja. Tak ada yang special.
     “Witing tresno jalaran soko kulino” katanya. Awalnya memang sedikit kurang percaya dengan pepatah itu. Mana mungkin cinta tumbuh karena terbiasa? Bukankah cinta tumbuh karena dua hati yang saling terbuka dan MAU menerima satu sama lain?
     Dia bukan orang yang menonjol di kampus. Dia tidak tampan, tidak terlalu pintar, juga tidak begitu terkenal. Tapi dia begitu mempesona, untukku. Banyak hal dari dirinya yang perlahan membuatku merasa pasti untuk menyematkan namanya di hatiku.
     Dia sangat berbeda dengan orang-orang terdahulu yang pernah mengisi hariku. Dia bukan pria kasar yang kapan saja siap melindungiku jika aku mengadu sesuatu padanya. Bukan juga orang yang suka memanjakanku.
     Dia pria yang lebih suka kalau wanitanya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Tak sering aku bercerita banyak padanya, tak sering pula dia hanya menjawab dengan “Oh gitu? Yaudah cuekin aja”. Bukan tipe pria yang gemar memberiku nasehat panjang lebar. Bukan juga seorang pria yang yang mudah memberi solusi kepada semua masalah yang ku ceritakan padanya. Itulah salah satu alasan aku sedikit enggan jika harus meminta solusi padanya. Tapi apa daya, teman lelakiku yang ku rasa paling dekat denganku, dialah orangnya.
     Orang yang tak pernah menganggap masalah itu rumit. Orang yang selalu cuek dan apa adanya. Sangat jauh dari tipe pria idamanku. Tapi entah mengapa dia bisa menarik hatiku sebegitu kuat, hingga aku engga melepaskannya. Hingga aku merasa dialah pria yang ku cari selama ini.




bersambung...



Senin, 26 November 2012

He is Sagitarian



     Dia yang selama ini berhasil membuat hari-hari terasa sangat berarti. Terasa sangat hidup, adalah seorang pria berzodiak Sagitarius.Kelahiran 13 Desember 1993.

     Setauku, dia adalah seseorang yang sangat tertutup. Tidak semua yang ia pikirkan, lantas dibicarakan kepada orang lain. Dia hanya membicarakan sesuatu yang dianggap penting pada orang-orang tertentu.

     Di sisi lain, dia adalah orang pertama yang memberikan bantuan tanpa pamrih apapun. Walau terkadang bermulut besar, tapi dia begitu mempesona.

     Seperti kebanyakan pria sagitarian lainnya, dia adalah tipe orang yang sangat menyukai bepergian ke tempat-tempat menarik.

     Dia sangat jarang terlihat dalam mood yang buruk, karena notabene dia adalah pribadi yang sangat cuek dan sering tidak mendengarkan apa yang dikatakan orang lain tentangnya. "Ngapain dengerin mereka? Yang penting kita" kalimat itu sering sekali terdengar di telingaku.

     Tapi jangan salah, ketika dia sedang berada pada titik bad mood, jangan bicarakan tentang pribadinya, atau lebih baik aku menghilang dari pandangannya.

      Banyak orang bilang, jika ingin mengetahui kebenaran tanyalah pada si sagitarian. Karena mereka adalah tipe orang yang segera memaparkan jawaban yang apa adanya. Walau memang terkadang menyakitkan.

      Yah, memang itulah yang saat ini sedang aku rasakan.
      Terkadang aku berpikir mengapa perasaan seseorang tidak bisa dipaksakan? Mengapa mereka dengan mudah mengatakan "tidak" sebelum mereka mencoba?

      Aku rasa semua ini tidak adil bagiku! Bagi kita, para pecinta diam-diam.





     @silviapyulianti