Enggan rasanya
melangkahkan kaki sepagi ini menuju kampus. Saat gerimis seperti ini, lebih
nyaman melanjutkan tidur yang terganggu akibat alarm yang terus menerus berbunyi.
Tapi aku ingat satu hal. Hal yang tak pernah ku lewatkan! Saat aku bisa berada
dalam kelas yang sama dengannya, dengan pria yang bisa membuatku jatuh hati
padanya.
Aku tak ingin
melewatkan momen berharga ini. Entah dengan dia.
Setibanya di
kelas aku tak melihat sosoknya. Gelisah memang. Tengok kanan kiri tetap tak
menemukannya. Mulai cemas, apa sesuatu terjadi kepadanya? Apakah dia baik-baik
saja? Berbagai macam pertanyaan yang aneh perlahan-lahan mulai merasuk di otak,
lalu menjalar ke hati. Tanganku mulai mencoba mencari handphone yang ada di
dalam tas.
To : Wir
Message : Kamu dimana? Dosennya uda dateng
Sending message. . .
Cancel
Pengecut?
Memang! Toh dia tak akan peduli seberapa perhatianku kepadanya. Yang dia tau
hanya aku “temannya” yang selalu mengingatkan ini itu. Tanpa tau apa maksud
dari perhatianku padanya.
5 menit berlalu.
Konsentrasiku mulai tidak lagi tertuju pada dosen pengajar di depan.
10 menit
berlalu. Ballpoint yang ku pegang mulai ku putar-putar. Antara sudah bosan dan
gelisah bercampur jadi satu.
“Maaf pak
terlambat”.
Suara itu. Suara
yang tak asing bagiku. Terdengar berat, tapi sangat menyejukkan.
Yah akhirnya,
yang ku cemaskan selama beberapa menit yang lalu sudah duduk 3 bangku di
sebelah kananku.
Selalu seperti ini. Selalu setiap mata kuliah Makro Ekonomi. Selalu tidak fokus. Selalu berusaha melihat ke arahnya. Selalu tersenyum perlahan dalam hati. Entah apa yang membuatku melakukan itu semua. Aku tak tahu pasti. Yang jelas, aku merasakan sesuatu. Bahagia.
Tak banyak yang dilakukannya
selain memperhatikan setiap kata-kata yang keluar dari mulut Pak Dosen di depan
kelas. Sambil sesekali bertanya pada teman yang ada di sebelahnya. Sikapnya di
kelas sangat berbeda dengan sikapku yang sibuk sendiri. Bukan sibuk
mendengarkan penjelasan Pak Dosen. Tapi sibuk memperhatikannya dari samping.
Betah rasanya kalau harus berlama-lama duduk di kelas mata kuliah Makro Ekonomi ini.
Apalagi ketika minggu lalu. Saat dia dan kelompoknya harus presentasi di depan kelas. Tak ada satu katapun yang masuk ke otakku tentang apa yang dijelaskan. Justru ketika dia berbicara, aku sibuk mengamatinya berbicara. Bukan apa yang sedang ia bicarakan. Sambil tersenyum dalam hati.
Aneh memang.
Tapi mungkin ini yang dinamakan perasaan kagum. Kagum yang sepihak. Yang hanya
dirasakan olehku. Tidak dengannya.
Saat kuliah
berakhir, teman-temanku sibuk membicarakan tentang materi yang baru saja
dibahas dalam kelas. Aku memilih diam dan sesekali mengamatinya yang sedang
berbicara dengan teman-temannya dan perlahan-lahan meninggalkan kelas.
Barulah itu aku
sadar, aku terlalu lama mengamatinya. Entah dia sadar atau tidak bahwa
sepanjang mata kuliah tadi ada orang yang diam-diam hatinya tersenyum hanya
karena melihatnya dari jarak beberapa bangku tempatnya duduk.
ehem.. sopo rekk...? ihiir... :D
BalasHapusMakjah komentar tentang cepennya dongs -_-
Hapusweh, blogger to sil? hehe. mampir nang nggonku sil
BalasHapusmrg13.blogspot.com
:D
sudah rin :D
Hapuseh btw aku mau ngfollow kok ngga ada tombol follow nya yah? -_-