Selasa, 25 Juni 2013

Kebahagiaan Aneh yang Sulit Dijelaskan (part 2)

     Enggan rasanya melangkahkan kaki sepagi ini menuju kampus. Saat gerimis seperti ini, lebih nyaman melanjutkan tidur yang terganggu akibat alarm yang terus menerus berbunyi. Tapi aku ingat satu hal. Hal yang tak pernah ku lewatkan! Saat aku bisa berada dalam kelas yang sama dengannya, dengan pria yang bisa membuatku jatuh hati padanya.

     Aku tak ingin melewatkan momen berharga ini. Entah dengan dia.

     Setibanya di kelas aku tak melihat sosoknya. Gelisah memang. Tengok kanan kiri tetap tak menemukannya. Mulai cemas, apa sesuatu terjadi kepadanya? Apakah dia baik-baik saja? Berbagai macam pertanyaan yang aneh perlahan-lahan mulai merasuk di otak, lalu menjalar ke hati. Tanganku mulai mencoba mencari handphone yang ada di dalam tas.

     To : Wir
     Message : Kamu dimana? Dosennya uda dateng
     Sending message. . .
     Cancel

     Pengecut? Memang! Toh dia tak akan peduli seberapa perhatianku kepadanya. Yang dia tau hanya aku “temannya” yang selalu mengingatkan ini itu. Tanpa tau apa maksud dari perhatianku padanya.

     5 menit berlalu. Konsentrasiku mulai tidak lagi tertuju pada dosen pengajar di depan.

     10 menit berlalu. Ballpoint yang ku pegang mulai ku putar-putar. Antara sudah bosan dan gelisah bercampur jadi satu.

     “Maaf pak terlambat”.

     Suara itu. Suara yang tak asing bagiku. Terdengar berat, tapi sangat menyejukkan.

     Yah akhirnya, yang ku cemaskan selama beberapa menit yang lalu sudah duduk 3 bangku di sebelah kananku.

     Selalu seperti ini. Selalu setiap mata kuliah Makro Ekonomi. Selalu tidak fokus. Selalu berusaha melihat ke arahnya. Selalu tersenyum perlahan dalam hati. Entah apa yang membuatku melakukan itu semua. Aku tak tahu pasti. Yang jelas, aku merasakan sesuatu. Bahagia.

     Tak banyak yang dilakukannya selain memperhatikan setiap kata-kata yang keluar dari mulut Pak Dosen di depan kelas. Sambil sesekali bertanya pada teman yang ada di sebelahnya. Sikapnya di kelas sangat berbeda dengan sikapku yang sibuk sendiri. Bukan sibuk mendengarkan penjelasan Pak Dosen. Tapi sibuk memperhatikannya dari samping.

     Betah rasanya kalau harus berlama-lama duduk di kelas mata kuliah Makro Ekonomi ini.

     Apalagi ketika minggu lalu. Saat dia dan kelompoknya harus presentasi di depan kelas. Tak ada satu katapun yang masuk ke otakku tentang apa yang dijelaskan. Justru ketika dia berbicara, aku sibuk mengamatinya berbicara. Bukan apa yang sedang ia bicarakan. Sambil tersenyum dalam hati.

     Aneh memang. Tapi mungkin ini yang dinamakan perasaan kagum. Kagum yang sepihak. Yang hanya dirasakan olehku. Tidak dengannya.

     Saat kuliah berakhir, teman-temanku sibuk membicarakan tentang materi yang baru saja dibahas dalam kelas. Aku memilih diam dan sesekali mengamatinya yang sedang berbicara dengan teman-temannya dan perlahan-lahan meninggalkan kelas.


     Barulah itu aku sadar, aku terlalu lama mengamatinya. Entah dia sadar atau tidak bahwa sepanjang mata kuliah tadi ada orang yang diam-diam hatinya tersenyum hanya karena melihatnya dari jarak beberapa bangku tempatnya duduk.




4 komentar:

  1. ehem.. sopo rekk...? ihiir... :D

    BalasHapus
  2. weh, blogger to sil? hehe. mampir nang nggonku sil

    mrg13.blogspot.com

    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah rin :D
      eh btw aku mau ngfollow kok ngga ada tombol follow nya yah? -_-

      Hapus